Subscribe:

Pages

Senin, 06 Februari 2012

Fenomena Aurora Akibat Badai Matahari

Badai matahari yang terjadi kemarin di sejumlah kawasan di bumi ini merupakan yang terbesar dalam enam tahun terakhir ini. Kecepatan badai tersebut mencapai 2.000 kilometer per detik. Badai matahari terbesar sebelumnya yang terjadi pada 2005 lalu, proton-proton matahari bergerak dengan kecepatan 93 juta miles per jam. Laporan Daily Mail, Rabu (25/1) menyebutkan, efek dari badai matahari ini, yang berupa pantulan cahaya alami (northern lights atau aurora borealis) itu masih dapat disaksikan sampai Rabu (25/1) ini, diantaranya di Kanada, Norwegia, dan Inggris. Bahkan, Direktur Asosiasi Astronomi Inggris Ken Kennedy menyebutkan efek badai matahari Selasa lalu itu masih dapat disaksikan sampai akhir pekan ini.Auroraadalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya).
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
 

0 komentar:

Posting Komentar